Pameran Data Penelitian Seni dan Pendidikan Nusantara: RASAVIDYA, Menjadi Tonggak Eksplorasi Estetika dan Pendidikan

Surabaya, 16 Januari 2025 – Program Studi S-3 Pendidikan Seni,
Pascasarjana Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya
(UNESA) menggelar Pameran Data Penelitian Seni dan Pendidikan Nusantara
bertajuk “Rasavidya: Estetika Seni dan Pendidikan dalam Eksplorasi”. Acara
ini berlangsung selama tiga hari, pada 13-15 Januari 2025, di Galeri Seni Rupa,
Gedung T3 Lantai 3, Kampus 2 UNESA Lidah Wetan.
Pameran ini merupakan langkah awal dan inovatif dari angkatan pertama
mahasiswa S-3 Pendidikan Seni. Wakil Dekan 1 FBS, Didik Nurhadi, menyatakan
apresiasinya terhadap acara ini. "Pameran ini menjadi tonggak sejarah
bagi program S-3 Pendidikan Seni. Semoga menjadi tradisi yang berkelanjutan
untuk mendukung pencapaian akademik dan diseminasi penelitian,"
ujarnya saat membuka acara.
RASAVIDYA: Kepekaan Estetika dalam Seni dan Pendidikan
Nama "Rasavidya" berasal dari kata "rase" dalam bahasa Kawi
yang berarti kepekaan indrawi, dan "vidya" dari bahasa Sanskerta yang
berarti tempat pendidikan. Ketua pelaksana, Senyum Sadhana, menjelaskan bahwa
RASAVIDYA dirancang sebagai wadah untuk mengembangkan kepekaan terhadap
nilai-nilai seni Nusantara dan aplikasinya dalam dunia pendidikan.
"RASAVIDYA bertujuan membingkai karya penelitian berbasis seni tradisional yang meliputi berbagai bidang, seperti keroncong, jaranan, tari, hingga batik dan damar kurung, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan seni dalam pendidikan," terangnya.

Sorotan Penelitian Mahasiswa S-3
Sebanyak 64 data penelitian dipamerkan oleh tujuh mahasiswa angkatan pertama
S-3 Pendidikan Seni:
- Senyum Sadhana – Dosen musik
dengan fokus penelitian pada seni musik keroncong. Penelitiannya
menekankan integrasi musik keroncong dalam pendidikan seni.
- Bambang Sugito – Mendalami
seni jaranan Jawa sejak jenjang S-1. Penelitiannya mengeksplorasi
nilai-nilai budaya dan pembelajaran berbasis tradisi jaranan.
- Jajuk Dwi
Sasanadjati (Yayuk) – Berfokus pada tari remo gaya
golek sebagai medium pendidikan karakter.
- Fera
Ratyaningrum – Mengembangkan konsep artedupreneur berbasis batik untuk
pendidikan seni di SMK.
- Ika Anggun
Camelia – Meneliti damar kurung, seni tradisional yang hampir punah.
Penelitiannya menjadi kontribusi penting dalam pelestarian seni ini.
- Novyta Mijil – Meneliti
reog wuliung sebagai warisan seni pertunjukan dengan pendekatan edukatif.
- Abd. Rahman Prasetyo – Mengangkat seni tradisional sebagai basis pembelajaran seni interaktif.

Masukan dan Motivasi dari Pakar
Dalam sesi diskusi dan kuliah tamu, Dr. Taswadi, M.Sn., dari Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI), menekankan pentingnya validasi data penelitian dan
kolaborasi lintas bidang. "Pameran seperti ini harus menjadi ajang
belajar dari pengalaman rekan-rekan lain untuk memperkuat konten pembelajaran.
Penelitian yang kredibel dan data yang bisa dipertanggungjawabkan akan
memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat," paparnya.
Guru Besar Seni Rupa UNESA, Djuli Djatiprambudi, menyarankan pengembangan
metode baru untuk meningkatkan arah penelitian. "Data awal yang
ditampilkan di sini harus ditingkatkan lagi dengan mempertimbangkan nilai
manfaat dan kontribusinya di masyarakat. Tradisi ini harus terus dipertahankan
dan dikembangkan," tegasnya.
Tantangan dan Harapan
Setyo Yanuartuti, Koorprodi S-3 Pendidikan Seni, menyebutkan bahwa beberapa
penelitian menunjukkan hasil nyata, namun tetap ada kendala seperti pengumpulan
data lapangan dan metodologi. "Data penelitian harus sesuai dengan
manual analisis yang valid. Peneliti juga harus memikirkan langkah lanjut
setelah penelitian ini selesai, baik untuk pengembangan akademik maupun
aplikasi praktisnya," ujarnya.
Senyum Sadhana menambahkan bahwa acara ini tidak hanya berfungsi sebagai
pemenuhan akademik, tetapi juga sebagai ajang motivasi untuk menghasilkan
penelitian yang lebih konkret. "Dengan masukan dari reviewer dan pakar,
kami berharap penelitian ini dapat segera direvisi agar lebih objektif dan
relevan," katanya.
Langkah Ke Depan
Pameran Rasavidya diharapkan menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya
melibatkan mahasiswa S-3, tetapi juga S-2 dan S-1. Dengan semangat kolaborasi
dan inovasi, acara ini membuka peluang baru dalam pengembangan seni dan
pendidikan Nusantara.
Editor: Syaiful Qadar Basri
News Writer :
https://s1psendratasik.fbs.unesa.ac.id/
https://s2pendsenibudaya.pasca.unesa.id/
https://s3pendidikanseni.fbs.unesa.ac.id/