Orasi Ilmiah LYCEUM - Abad Visual dan Arah Baru Studi Seni Rupa Kontemporer oleh Prof. Djuli Djatiprambudi, M.Sn

Surabaya, 12 Desember 2024 —
Prof. Djuli Djatiprambudi, seorang pakar di bidang ilmu seni rupa, menyampaikan
orasi ilmiah bertajuk "Abad Visual dan Arah Baru Studi Seni Rupa
Kontemporer". Dalam orasi ini, ia menguraikan berbagai gagasan mengenai
pengembangan keilmuan seni rupa, implikasi abad visual, serta pergeseran
paradigma seni rupa kontemporer.
Pengantar: Perkembangan Studi Seni Rupa Prof. Djuli menjelaskan bahwa studi seni rupa telah melalui tiga fase utama sejak 1980-an hingga 2000-an. Pada era 1980-an, seni rupa difokuskan pada proses pembelajaran dan kreasi. Memasuki dekade 1990-an, seni rupa murni mulai diperhatikan dengan aspek kritik, manajemen seni, dan kuratorial. Pada era 2000-an, seni rupa berkembang menjadi ilmu seni rupa dengan pendekatan inter, multi, dan transdisiplin yang berfokus pada kajian sosial dan sejarah seni.

Abad Visual: Implikasi dan Tantangan
Menurut Prof. Djuli, abad ke-21 ditandai dengan revolusi sibernetik yang
melahirkan era "Abad Visual". Media sosial, realitas virtual, dan
fenomena hipersemiotika menjadi ciri khas dari era ini. Kehadiran gagasan
polifonik yang memungkinkan berbagai pandangan untuk hidup berdampingan di
ruang siber turut mengubah cara pandang manusia terhadap seni. Budaya siber
juga menimbulkan gejolak dalam otoritas dan kredibilitas tradisi seni yang
sebelumnya mapan.
Arah Baru Studi Seni Rupa Kontemporer
Seni rupa kontemporer mengalami transformasi paradigma. Prof. Djuli
menggarisbawahi lima arah utama, yakni imitasi (merawat tradisi), adaptasi
(alih bentuk), rekonstruksi (penyusunan ulang jejak sejarah), dekonstruksi
(pengembangan radikal), dan hibridasi (persilangan gaya, teknik, dan media).
Pendekatan ini didukung oleh penguatan kreativitas, kolaborasi, pemikiran
kritis, dan kesadaran budaya.
Disiplin Penciptaan Seni Dalam
konteks penciptaan seni, Prof. Djuli memandang seni sebagai fakta ontologis.
Ini berarti bahwa seni tidak hanya objek material, tetapi juga refleksi dari
pengalaman batin manusia. Proses penciptaan seni melibatkan tiga aspek utama,
yaitu Aspek formal, Aspek pengalaman dan Aspek metodologis. Pendekatan ini
mencerminkan penciptaan seni sebagai proses yang integral dan holistik.
Komodifikasi Seni Rupa dan Global Art
Market Salah satu sorotan penting dalam orasi ini adalah komodifikasi
seni rupa. Prof. Djuli mengungkapkan bahwa seni rupa kontemporer kini tak hanya
dipandang dari sisi estetika, tetapi juga nilai ekonomi. Pasar seni rupa global
berkembang pesat, didorong oleh faktor investasi dan konsumsi simbolik.
Fenomena ini melibatkan pelaku pasar seni, seperti galeri, kolektor, kurator
independen, hingga art advisor.
Potensi dan Peluang Baru Dalam konteks seni rupa kontemporer, Prof. Djuli menekankan pentingnya sinergi dalam art ecosystem berbasis jejaring global. Inovasi media dan teknik seni rupa, baik digital maupun non-digital, semakin dibutuhkan. Pendidik seni rupa juga didorong untuk mengadopsi pendekatan creativepreneur agar dapat bersaing di pasar global.
Editor: Syaiful Qadar Basri
News Writer :
@vadyas_andrean_vas8
https://s1psendratasik.fbs.unesa.ac.id/
https://s2pendsenibudaya.pasca.unesa.id/
https://s3pendidikanseni.fbs.unesa.ac.id/